PENYEBAB BENCANA BANJIR

/ Banjir

Penyebab Bencana Banjir

Banjir yang terjadi di daerah perkotaan umumnya terjadi akibat adanya luapan air yang tidak dapat tertampung oleh sistem drainase perkotaan seperti sungai, gorong-gorong, parit dan saluran pengaliran air lainnya. Perubahan guna lahan di kawasan hulu menyebabkan semakin banyak debit air yang menuju ke sistem drainase sehingga akan membebani kapasitas sistem drainase tersebut. Secara umum, variabel penelitian berupa faktor-faktor penyebab banjir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Nugroho and Handayani, 2021) :

a. Perubahan Guna Lahan

Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, tapi umumnya disebabkan oleh adanya perubahan guna lahan di daerah tangkapan air yakni daerah hulu atau upland (Hermon, 2015; Rosyidie, 2013). Pertambahan jumlah penduduk akibat urbanisasi, tidak teraturnya tata ruang perkotaan dan pemanfaatan guna lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang telah mengakibatkan meningkatnya permasalahan banjir di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan kawasan kedap air di area perkotaan sehingga menyebabkan peningkatan run off.

b. Curah hujan dan jenis tanah

Menurut Birhanu et al., (2016), banjir di perkotaan semakin diperparah oleh adanya hujan lebat dan peristiwa iklim yang ekstrem disamping akibat adanya perubahan dramatis terhadap guna lahan.

Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan volume air yang masuk ke dalam sistem drainase, misal sungai, melebihi kapasitas rencana. Bilamana volume air yang masuk melebihi tebing sungai, maka akan menimbulkan banjir atau genangan termasuk bobolnya tanggul sungai. Jenis tanah tertentu juga memiliki perbedaan respon terhadap curah hujan. Tanah dengan tekstur halus memiliki peluang untuk mengalami kejadian banjir lebih tinggi daripada tekstur tanah yang lebih kasar. Hal tersebut dikarenakan semakin halus tekstur tanah menyebabkan air yang berasal dari hujan sulit untuk meresap ke dalam tanah atau permeabilitasnya rendah (Sudirman et al., 2014).

c. Tingkat kelerengan

Semakin landai kemiringan lereng suatu daerah, maka akan semakin besar peluang kawasan tersebut mengalami banjir, demikian pula sebaliknya. Semakin curam kemiringan lereng suatu daerah maka akan semakin aman kawasan tersebut dari banjir (Darmawan et al., 2017). Perubahan kelandaian lahan dari kemiringan lereng curam ke kemiringan lereng yang landau atau datar juga akan menciptakan daerah Apex yang akan menimbulkan perubahan kecepatan aliran permukaan. Hal tersebut yang kemudian akan menimbulkan banjir dengan kecepatan aliran permukaan tinggi atau biasa disebut banjir bandang (Mulyanto et al., 2012).

d. Erosi dan sedimentasi

Akibat perubahan guna lahan maka terjadi erosi yang akan mengakibatkan timbulnya sedimentasi pada sistem drainase atau sungai. Sedimen masuk ke dalam sistem saluran drainase bersamaan dengan aliran air permukaan yang berasal dari hujan. Sedimentasi yang masuk ke dalam sistem sungai akan menyebabkan daya tampung sungai menjadi berkurang (Kodoatie & Sjarief, 2010). Tutupan lahan vegetatif yang rapat seperti semak semak dan rumput merupakan penahan laju erosi paling tinggi.

e. Kapasitas drainase yang tidak memadai

Pengurangan kapasitas tampung drainase disebabkan oleh adanya sedimentasi dan faktor lain yang disebabkan oleh manusia, seperti tersumbatnya saluran akibat sampah yang dibuang secara sengaja ke dalam sistem drainase (Douglas et al., 2008). Hal tersebut menyebabkan volume air yang dapat tertampung berada di bawah volume rencana kapasitas drainase yang seharusnya. Di samping itu, penurunan kapasitas drainase dapat disebabkan oleh adanya bangunan yang berada di sempadan sungai sehingga menghambat aliran dan menyulitkan operasi pemeliharaan sungai (Kodoatie & Sjarief, 2010)

f. Tindakan membuang sampah di sungai atau saluran air.

Tindakan membuang sampai di sungai atau saluran air kerap kali dilakukan oleh masyarakat terutama yang rumahnya dekat dengan sungai atau saluran air. Hal ini diakibatkan urangnya kesadaran masyarakat akan dampak yang ditimbulkan dari tindakan tersebut. Pemerintah perlu menggalakkan program pelarangan membuang sampah disungai agar bencana banjir dapat dicegah.

Menurut Kodatie dan Sugiyanto (2002) faktor penyebab terjadinya banjir dapat di klasifikasikan dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:

1. Penyebab banjir secara alami :

  • a. Curah hujan
  • b. Pengaruh fisiografi
  • c. Erosi dan Sedimentasi
  • d. Kapasitas sungai
  • e. Kapasitas drainase yang tidak memadai
  • f. Pengaruh air pasang

2. Penyebab banjir akibat aktivitas manusia :

  • a. Perubahan kondisi DAS (Daerah Alliran Sungai)
  • b. Kawasan kumuh dan sampah
  • c. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian
  • d. Kerusakan bangunan pengendali air
  • e. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
  • f. Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami)

Sepertinya kamu suka baca ini. Ayo lanjut baca!